

Teknologi Pemetaan Tanah Berbasis AI Jadi Solusi Pertanian di Era Perubahan Iklim
Kemajuan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) mulai membuka jalan baru bagi dunia pertanian. Salah satu terobosan penting datang dari tim peneliti University of Sydney yang mengembangkan alat pemetaan kelembapan tanah berbasis AI.
Inovasi ini memungkinkan petani memperoleh data real-time yang akurat sehingga mereka dapat mengatur irigasi, menentukan waktu tanam, serta mengantisipasi dampak kekeringan. Dengan dukungan teknologi tersebut, para petani berpeluang meningkatkan keuntungan sekaligus memperkuat ketahanan pangan.
Pemetaan kelembapan tanah selama ini menjadi tantangan besar karena dipengaruhi banyak faktor, mulai dari kondisi iklim, jenis tanah, hingga tutupan vegetasi. Teknologi baru ini menawarkan solusi dengan memanfaatkan metode canggih yang menyederhanakan proses pemantauan. Seperti dilaporkan dalam jurnal SOIL, alat tersebut bahkan berpotensi merevolusi pengelolaan padang rumput serta mendukung strategi pembakaran terkendali untuk mengurangi risiko kebakaran.
Uji coba dilakukan di Tasmania dengan memanfaatkan peta tanah, citra satelit, prakiraan cuaca, dan 39 sensor tanah yang merekam kelembapan secara langsung. Seluruh data kemudian dianalisis menggunakan metode deep learning sehingga menghasilkan informasi yang akurat.
“Data yang kaya ini dapat membantu pengelola lahan di Tasmania membuat keputusan lebih cepat dan tepat, seperti kapan harus menanam dan bagaimana mengatur aliran irigasi,” jelas Profesor Budiman Minasny, salah satu peneliti utama, dikutip dari Berita Satu.
Teknologi ini diyakini dapat meningkatkan produktivitas pertanian, melindungi ternak dari kekeringan, serta menjaga ketahanan pangan. “Setelah berhasil diuji di Tasmania, saya semakin optimis bahwa teknologi ini dapat membantu jutaan orang di seluruh dunia,” tambah Marliana Tri Widyastuti, pengembang utama proyek.
Ia menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya air yang baik dan perlindungan terhadap ekosistem yang rentan. Meski teknologi AI dikenal memerlukan energi dan air dalam jumlah besar, para peneliti berpendapat bahwa manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan risikonya. Dengan penerapan yang tepat, alat ini tidak hanya mendorong petani untuk beradaptasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Adopsi teknologi modern semacam ini memberi kemungkinan bagi petani untuk meraih tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Dilansir dari Pelantar.id, pemetaan tanah berbasis AI menumbuhkan kesadaran akan pentingnya praktik pertanian berkelanjutan. Data real-time memungkinkan petani untuk merespons perubahan cuaca dan kondisi tanah dengan cepat sehingga hasil panen dapat dimaksimalkan dan kerugian akibat bencana dapat diminimalkan. Dengan begitu, keberlangsungan usaha pertanian tetap terjaga sekaligus mendukung ketahanan pangan global.
Di tengah desakan perubahan iklim, kehadiran teknologi pemetaan kelembapan tanah menjadi solusi yang relevan. Tidak hanya bermanfaat untuk sektor pertanian, teknologi ini juga dapat diterapkan dalam menjaga hutan hujan, rawa, dan ekosistem lain yang rentan.
Marliana berharap inovasi ini dapat diperluas ke berbagai negara. “Dengan alat ini, petani dapat merencanakan dan melaksanakan praktik pertanian yang lebih efisien, yang pada akhirnya beramarah pada peningkatan hasil dan pendapatan mereka,” pungkasnya.
