Default Title
logo spatial highlights
Sistem Epistem: Teknologi Pemetaan Partisipatif untuk Solusi Iklim Berbasis Alam

Sistem Epistem: Teknologi Pemetaan Partisipatif untuk Solusi Iklim Berbasis Alam

Untuk mendukung solusi iklim berbasis alam, tiga lembaga nonprofit membentuk sebuah konsorsium yang meluncurkan Evolving Participatory Information System for Nature-based Climate Solutions atau Epistem. Epistem adalah sebuah sistem informasi berbasis daring yang dirancang untuk mempermudah akses terhadap teknologi pemetaan, memperkuat upaya restorasi hutan, serta memantau dinamika bentang lahan secara kolaboratif dan partisipatif.

Epistem hadir sebagai respon atas kebutuhan mendesak akan data yang terbuka, akurat, dan mudah diakses, khususnya dalam sektor pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya (AFOLU), yang memiliki peran strategis dalam mengurangi deforestasi serta memulihkan lahan terdegradasi. Dengan menyediakan platform pemetaan berbasis teknologi terbuka (open source) yang tidak memerlukan lisensi khusus, Epistem dirancang untuk dapat digunakan oleh berbagai kalangan seperti pemerintah, lembaga riset, masyarakat sipil, hingga pelaksana program di lapangan.

Dalam pengembangannya, sistem ini merupakan hasil kolaborasi antara International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA) sebagai koordinator global, CIFOR-ICRAF yang memimpin implementasi di Indonesia, serta World Resources Institute (WRI) Indonesia sebagai mitra teknis utama.

Program ini didukung oleh pendanaan dari Inisiatif Iklim Internasional (IKI) dan Kementerian Federal Jerman untuk Lingkungan Hidup, Konservasi Alam, dan Keselamatan Nuklir (BMU), program ini dirancang untuk dijalankan dalam jangka waktu beberapa tahun guna menjawab kebutuhan nasional terkait perencanaan tata guna lahan yang berkelanjutan.

Sebagai bagian dari proses implementasi, konsorsium ini mengembangkan studi kasus di berbagai wilayah di Indonesia, mengidentifikasi kebutuhan data para pemangku kepentingan, serta membentuk komunitas praktisi yang akan berperan dalam pemutakhiran data secara berkala. Pendekatan ini memungkinkan terjadinya kolaborasi lintas sektor, serta mendorong pengambilan keputusan berbasis bukti dalam tata kelola lahan dan adaptasi perubahan iklim.

Program Epistem dirancang untuk berjalan dalam siklus pengembangan jangka menengah hingga 2028, dengan sejumlah studi kasus di berbagai provinsi di Indonesia. Melalui pendekatan ini, konsorsium berupaya memahami kebutuhan data yang spesifik di tiap wilayah. Di berbagai titik, seperti Sumatera Selatan, kegiatan konsultasi awal dan pelatihan pemetaan telah dimulai, mempertemukan aktor-aktor kunci dari tingkat desa hingga provinsi. Harapannya, teknologi yang dikembangkan melalui Epistem akan mempercepat integrasi antara sains, kebijakan, dan aksi nyata di lapangan.

Kehadiran Epistem mencerminkan paradigma baru dalam pengelolaan informasi lingkungan, di mana keterbukaan data, partisipasi aktif masyarakat, dan dukungan teknologi menjadi fondasi dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

sumber : Indo daily , SuaraPublik.id, KataData

+
+