Default Title
logo spatial highlights
PT PAL Kembangkan Sistem Tempur Maritim Antidrone

PT PAL Kembangkan Sistem Tempur Maritim Antidrone

PT PAL Indonesia, perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri perkapalan, menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional dengan memamerkan sistem tempur mutakhir pada ajang Indo Defence 2025. Dalam pameran pertahanan terbesar di Asia Tenggara tersebut, PT PAL memperkenalkan dua inovasi utama, Combat Management System (CMS) hasil pengembangan internal dan tiga prototipe sistem penangkal drone (counter-drone systems), yakni sistem laser berenergi tinggi, senjata genggam laser, dan pemancar gelombang mikro bertenaga tinggi.

Combat Management System buatan PT PAL dikembangkan sepenuhnya secara in-house selama tiga tahun terakhir dengan dukungan dari mitra strategis eksternal yang tidak disebutkan namanya. Dalam wawancara dengan Naval News, General Manager Sensor, Weapon, and Command (SEWACO) PT PAL Enjud Darojat menjelaskan bahwa CMS tersebut akan pertama kali diuji coba pada kapal cepat milik TNI AL jenis Fast Patrol Boat 57 meter (FPB-57), yang merupakan hasil desain Lurssen Werft dari Jerman dan diproduksi berdasarkan lisensi oleh PT PAL. Keunggulan utama dari CMS ini terletak pada kepemilikan penuh terhadap kode sumber (source code), yang memungkinkan fleksibilitas tinggi dalam modifikasi dan integrasi sistem senjata, radar, serta komponen peperangan elektronik sesuai kebutuhan operasional.

Selain CMS, PT PAL juga mengumumkan pengembangan tiga sistem pertahanan antidrone yang dirancang untuk menghadapi ancaman udara asimetris, termasuk drone sipil yang dimodifikasi untuk kepentingan militer. Ketiga sistem tersebut terdiri atas sistem laser bertenaga tinggi yang dapat melumpuhkan drone dari jarak jauh, senjata genggam laser yang efektif untuk perlindungan personel di lapangan, dan emitor gelombang mikro bertenaga tinggi yang diklaim mampu merusak sistem elektronik musuh. Enjud menyebut bahwa pemancar gelombang mikro ini tidak hanya dapat digunakan untuk melumpuhkan drone, tetapi juga bisa diarahkan ke sistem komunikasi dan bahkan rudal lawan.

Langkah diversifikasi teknologi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong perusahaan pertahanan nasional untuk memperluas portofolionya ke produk bernilai tambah tinggi. Jika sebelumnya PT PAL fokus pada pembangunan kapal perang, kini mereka mulai memasuki domain teknologi persenjataan dan sensor yang memiliki margin keuntungan lebih besar serta nilai strategis yang lebih tinggi.

Direktur Utama PT PAL, Kaharuddin Djenod, menegaskan bahwa CMS terbaru ini tidak hanya akan digunakan oleh TNI Angkatan Laut, tetapi juga dapat diadaptasi untuk kebutuhan TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Udara. Ia juga menyebut bahwa sistem ini dapat dikombinasikan dengan CMS Mandhala yang dikembangkan PT LEN Indonesia.

Sebagai informasi, PT LEN telah mengembangkan CMS Mandhala sejak 2014 dan telah dipasang di beberapa kapal perang TNI AL, termasuk KRI Ajak (653), KRI Yos Sudarso (353), dan KRI Oswald Siahaan (354). PT LEN juga memasok sistem CMS untuk fasilitas Naval Gunnery Firing Range di Probolinggo, Jawa Timur, yang terintegrasi dengan meriam OTO Melara 76 mm dan Leonardo Twin 40L70. Dengan potensi integrasi antara CMS PT PAL dan PT LEN, Indonesia kini berada di jalur yang menjanjikan menuju kemandirian penuh dalam teknologi sistem tempur maritim.

Sumber: Naval News

+
+