

Mahasiswa Indonesia Kembangkan Inovasi Spasial untuk Efisi
Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI), yakni Amira Puji Hastuti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Adventhius Immanuel Karo-Karo dari Fakultas Hukum (FH), dan Yuda Ardiansyah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), meraih penghargaan Distinction Award dalam ajang ASEAN Geospatial Challenge: Geospatial Youth Edition yang diselenggarakan di Singapura.
Mereka mengembangkan sebuah inovasi berbasis teknologi geospasial untuk membantu mengatasi kesenjangan distribusi listrik di Indonesia. Inovasi ini dirancang agar dapat mendorong efisiensi dalam penyaluran listrik dan memperluas cakupan wilayah yang mendapatkan akses energi, terutama di daerah-daerah yang selama ini belum terlayani secara optimal.
Inisiatif tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan serta dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah guna mendukung pemerataan infrastruktur kelistrikan. Selain itu, inovasi ini menjadi bentuk kontribusi nyata bagi peningkatan produktivitas dan efektivitas riset di Indonesia, khususnya dalam menjawab tantangan sosial di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Ketiganya terpilih sebagai salah satu tim wakil Indonesia setelah melewati proses seleksi dan penelitian yang ketat, yang dilakukan oleh Badan Informasi Geospasial. Ajang ini bertujuan mengajak generasi muda ASEAN untuk memanfaatkan teknologi geospasial dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Dalam kompetisi yang melibatkan lebih dari 100 tim dari berbagai negara, ketekunan dan dedikasi mereka menghasilkan penghargaan tertinggi. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Singapore Land Authority bersamaan dengan acara Geo Connect Asia, dan menjadi wadah penting untuk mendorong solusi berbasis data geospasial terhadap berbagai persoalan regional.
Inovasi Geospasial untuk Efisiensi Listrik
Teknologi geospasial memiliki peran strategis dalam mengatasi ketimpangan akses listrik, terutama di wilayah-wilayah terpencil dan tertinggal di Indonesia. Melalui pemanfaatan data spasial dan analisis geografis, inovasi geospasial memungkinkan identifikasi lokasi-lokasi yang belum terjangkau jaringan listrik secara akurat dan efisien.
- Pemetaan wilayah
Dengan menggunakan citra satelit dan sistem informasi geografis (SIG), pemerintah dan penyedia layanan listrik dapat memetakan daerah-daerah yang belum teraliri listrik secara detail. Hal ini penting untuk merancang rute distribusi dan menentukan prioritas pembangunan infrastruktur kelistrikan.
- Analisis sumber daya
Inovasi geospasial dapat digunakan untuk mengkaji potensi energi lokal seperti tenaga surya, mikrohidro, atau angin, dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan cuaca setempat. Hal ini mendukung pengembangan pembangkit listrik terdesentralisasi (off-grid) yang cocok untuk daerah-daerah terpencil.
Laporan dari International Renewable Energy Agency (IRENA) menyebutkan bahwa data spasial berperan penting dalam menentukan lokasi ideal pembangunan energi terbarukan di wilayah pedesaan.
- Optimasi distribusi dan investasi
Geospasial membantu menyusun skenario distribusi listrik dengan efisiensi biaya dan jangkauan maksimal. Pemerintah atau PLN dapat merancang jaringan yang tidak hanya hemat sumber daya, tetapi juga minim gangguan alam seperti medan berat atau cuaca ekstrem.
- Monitoring dan evaluasi
Selain perencanaan, teknologi geospasial juga memungkinkan pemantauan infrastruktur yang telah dibangun secara real-time. Hal ini membantu evaluasi efektivitas proyek, serta mempermudah deteksi kendala di lapangan.
Dengan mengintegrasikan teknologi geospasial ke dalam strategi elektrifikasi nasional, pemerintah dapat mempercepat pencapaian target universal access to electricity dan mewujudkan keadilan energi bagi seluruh masyarakat, termasuk yang berada di wilayah 3T.
Sumber: ANTARA, ASTAE_Indonesia, kth royal institute of technology