

Drone Berhasil Ungkap Efek Perubahan Iklim di Antarktika
Antarktika dikenal sebagai salah satu tempat paling terpencil dan ekstrem di dunia. Namun, di balik hamparan es yang membeku, para ilmuwan menemukan kehidupan kecil yang sangat penting, seperti lumut dan lumut kerak, yang menjadi indikator alami perubahan iklim.
Baru-baru ini, tim peneliti dari Queensland University of Technology (QUT) di Australia berhasil memanfaatkan teknologi drone dan sistem navigasi GNSS untuk memetakan kondisi vegetasi ini dengan sangat akurat. Teknologi ini memungkinkan mereka melakukan pemantauan tanpa harus mengganggu ekosistem yang sangat sensitif tersebut.
Penggunaan drone atau pesawat tanpa awak memberikan keuntungan besar dalam penelitian di lingkungan sulit, seperti Antarktika. Drone dapat terbang rendah dengan membawa sensor khusus, seperti pencitraan hiperspektral atau hyperspectral imaging (HSI), yang mampu menangkap informasi warna dan spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh mata manusia. Dengan bantuan sistem GNSS RTK, setiap gambar yang diambil dapat diketahui koordinat pastinya sehingga peneliti bisa tahu dengan tepat di mana vegetasi tumbuh dan bagaimana kondisinya dari waktu ke waktu.
Vegetasi di daratan Antarktika memang sangat terbatas, tetapi perannya sangat penting. Lumut dan lumut kerak membantu menjaga kelembapan tanah, mendukung keanekaragaman hayati lokal, dan menjadi bagian penting dari siklus alam. Sayangnya, perubahan iklim yang makin ekstrem, seperti suhu yang tidak menentu dan hujan salju yang tidak terduga, mulai memengaruhi kesehatan tumbuhan-tumbuhan ini. Jika dibiarkan, hal ini bisa mengganggu keseimbangan ekosistem di wilayah kutub.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa citra satelit saja tidak cukup. Satelit sering terganggu oleh awan dan memiliki resolusi yang terlalu rendah untuk melihat vegetasi kecil di permukaan tanah. Dengan menggabungkan citra dari drone, teknologi GNSS, serta teknik kecerdasan buatan untuk menganalisis data, tim QUT berhasil mengembangkan cara baru yang lebih akurat untuk memantau dampak perubahan iklim di Antarktika.
Teknologi Geospasial Jadi Senjata Baru Pantau Kondisi Lingkungan
Studi ini memperlihatkan bahwa perubahan iklim bukan lagi isu yang jauh atau hanya sebatas angka dalam laporan ilmiah. Perubahan iklim kini menjadi kenyataan yang dapat dilihat dengan mata kepala sendiri, bahkan di Antarktika, tempat yang selama ini dianggap beku dan tak tersentuh.
Ketika lumut dan lumut kerak, tanaman kecil yang selama ribuan tahun mampu bertahan dalam kondisi ekstrem, mulai menunjukkan tanda-tanda terganggu, itu adalah peringatan nyata bahwa sistem alam mulai goyah. Vegetasi ini mungkin tampak sepele, tetapi perannya sangat penting dalam menyerap karbon, menjaga kelembapan tanah, dan menopang kehidupan organisme lainnya di ekosistem kutub. Jika mereka mulai rusak, berarti keseimbangan iklim global juga tengah terancam.
Pada saat inilah peran teknologi geospasial menjadi sangat krusial. Dengan bantuan drone, sistem navigasi GNSS, sensor hiperspektral, serta analisis kecerdasan buatan, para ilmuwan kini mampu memantau perubahan lingkungan dengan presisi tinggi. Teknologi ini tidak hanya menawarkan gambaran detail tentang apa yang terjadi di lapangan, tetapi juga memberi kita waktu untuk bertindak sebelum dampaknya tak lagi bisa dibalikkan.