BRIN dan Mahasiswa UGM Bahas Penguatan Riset Geospasial Melalui Teknologi GeoMIMO
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Geoinformatika (PRGI) terus memperkuat perannya dalam pengembangan teknologi dan metodologi geospasial di Indonesia. Upaya tersebut menjadi sorotan dalam kunjungan Himpunan Mahasiswa Sains Informasi Geografi (HMSaIG) Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) ke PRGI pada Jumat, 17 Oktober 2025.
Dalam kesempatan itu, Peneliti Ahli Madya PRGI, Zylshal, memaparkan berbagai fokus penelitian yang tengah dikembangkan. “Salah satu fokus utama penelitian yang sedang dikembangkan adalah platform GeoMIMO (Geoinformatika Multi-input Multi-Output), sebuah sistem terpadu yang menggabungkan berbagai pendekatan riset geoinformatika mulai dari pra-pengolahan data (pre-processing), ekstraksi informasi geo-bio-fisik, pemodelan geospasial, visualisasi data, hingga pengembangan sistem dan infrastruktur GeoMIMO itu sendiri,” tutur Zylshal dalam sebuah keterangan di laman resmi BRIN.
Ia menambahkan, seluruh kegiatan riset di PRGI disinergikan dengan fasilitas High Performance Computing (HPC) milik BRIN serta sistem pengolahan berbasis komputasi awan. Kolaborasi lintas pusat riset, perguruan tinggi, dan berbagai pemangku kepentingan eksternal menjadi bagian penting dalam memperkuat kapasitas penelitian dan inovasi geoinformatika nasional.
Sementara itu, Kepala PRGI Rokhis Khomarudin menekankan bahwa kegiatan kunjungan ini merupakan bagian dari program pembelajaran lapangan mahasiswa untuk memahami lebih dekat ekosistem riset dan inovasi geospasial di BRIN. Ia berharap kunjungan semacam ini tidak hanya menambah wawasan mahasiswa, tetapi juga membuka pintu kolaborasi akademik dan penelitian.
“Melalui kunjungan ini, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman langsung tentang bagaimana teknologi geoinformatika diterapkan dalam penelitian berbasis data spasial yang berperan penting untuk berbagai bidang, seperti mitigasi bencana, perubahan iklim, tata ruang, hingga pengelolaan sumber daya alam,” ujarnya.
Rokhis juga menegaskan komitmen PR Geoinformatika dalam memperkuat riset nasional. “Dengan semangat Riset untuk Indonesia Maju, PR Geoinformatika BRIN terus berupaya mengembangkan inovasi geospasial yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan nasional dan memperkuat kapasitas sumber daya manusia di bidang sains informasi geografi,” imbuhnya.
Senada dengan hal tersebut, Sitarani Safitri, Peneliti Ahli Madya PRGI, menjelaskan bahwa kunjungan mahasiswa UGM ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ekosistem geoinformatika di BRIN, termasuk peluang kolaborasi riset, magang, dan tugas akhir (TA). “Potensi kolaborasi riset, peluang TA dan research assistant, serta akses Program MBKM–BRIN tersedia melalui situs Manajemen Talenta BRIN. Selain itu, BRIN memiliki laboratorium dan High Performance Computing (HPC) yang dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak. Akses layanan fasilitas tersebut dilakukan melalui ELSA BRIN,” tutur Sitarani. Diskusi antara mahasiswa dan tim PRGI berlangsung interaktif dan penuh antusiasme.
Peserta dari UGM mengajukan berbagai pertanyaan, mulai dari penerapan teknologi Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) untuk memantau penurunan muka tanah di Jakarta Utara, hingga peluang rekrutmen sumber daya manusia BRIN untuk jenjang pendidikan doktoral (S3).
Tim PR Geoinformatika pun menjelaskan berbagai hal teknis, termasuk prosedur akses data citra satelit, mekanisme penerimaan Research Assistant (RA), serta pemanfaatan fasilitas HPC BRIN untuk mendukung penelitian akademik dan kolaboratif.
Baca juga: Berkolaborasi dengan Bidang Geospasial, BRIN Dorong Pemanfaatan Big Data Lewat Geomimo
Apa itu GeoMIMO?
Geoinformatika Multi-Input Multi-Output, disingkat GeoMIMO, adalah platform riset terpadu yang dikembangkan oleh Pusat Riset Geoinformatika (PRGI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Platform ini dirancang untuk menggabungkan berbagai tahapan dan pendekatan dalam penelitian geospasial, mulai dari pengolahan data awal hingga analisis dan visualisasi hasil.
Secara sederhana, GeoMIMO berfungsi sebagai sistem komprehensif untuk mengelola, memproses, dan menganalisis data geospasial dari beragam sumber. Nama “multi-input multi-output” menggambarkan kemampuannya menerima berbagai jenis input data (misalnya, citra satelit, data sensor, model topografi, data iklim, dan data sosial-ekonomi), kemudian menghasilkan berbagai jenis output berupa peta tematik, model spasial, visualisasi interaktif, hingga rekomendasi kebijakan berbasis data.
