Default Title
logo spatial highlights
Bisakah Program Koperasi Desa Jadi Solusi Hadapi Gejolak Geopolitik?

Bisakah Program Koperasi Desa Jadi Solusi Hadapi Gejolak Geopolitik?

Pengamat koperasi sekaligus Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM periode 2019–2021, Rully Indrawan, menilai pendirian Koperasi Desa (Kopdes) dan Koperasi Kelurahan Merah Putih sebagai langkah strategis di tengah dinamika geopolitik global yang kian kompleks. Menurutnya, inisiatif ini bukan hanya memiliki relevansi dalam memperkuat kemandirian ekonomi lokal, melainkan juga memainkan peran penting dalam ketahanan nasional berbasis wilayah.

“Pendirian Kopdes Merah Putih baik dan strategis di tengah gejolak geopolitik dewasa ini, dan koperasi model ini sudah sukses berjalan di beberapa negara,” ujar Rully Indrawan saat dihubungi ANTARA. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa keberhasilan program ini bergantung pada tiga pilar utama, yaitu konsistensi dan kualitas kebijakan yang diterapkan, peningkatan literasi koperasi di kalangan masyarakat, serta terciptanya sinergi yang erat antara anggota koperasi dan para pemangku kepentingan.

Salah satu bentuk sinergi yang dinilai krusial adalah kolaborasi antara koperasi desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Rully menjelaskan bahwa keduanya tidak perlu diposisikan sebagai entitas yang bersaing, melainkan dapat disatukan dalam satu ekosistem bisnis geospasial pedesaan.

“Sebenarnya, (antara koperasi desa dan BUMDes) tidak perlu bersaing. Secara formal, bentuk badan usaha BUMDes dimungkinkan dalam bentuk koperasi,” kata Rully.

Peringatan Hari Koperasi Nasional pada 12 Juli menjadi momentum penting untuk mendorong keberhasilan program Kopdes Merah Putih yang sedang dirancang oleh Kementerian Koperasi. Namun, ia juga menyuarakan kekhawatiran terhadap kesiapan implementasi di lapangan.

“Harapannya, kopdes harus berhasil. Jujur, ada kekhawatiran bila dilihat dari kesiapan sampai saat ini. Bila kopdes tidak berjalan baik, citra koperasi bisa jadi semakin buruk di mata masyarakat,” ucap Rully.

Peluncuran resmi koperasi desa ini dijadwalkan akan dilakukan secara serentak oleh Presiden Prabowo Subianto pada 19 Juli mendatang. Program ini ditargetkan sudah dapat melayani kebutuhan masyarakat di tingkat desa dan kelurahan secara menyeluruh pada Oktober 2025. Program ini menegaskan peran strategis koperasi dalam penguatan ekonomi wilayah berbasis geospasial.

Geopolitik dan Koperasi Desa

Hubungan antara koperasi desa dan dinamika geopolitik dewasa ini makin relevan seiring dengan meningkatnya tantangan global yang berdampak langsung pada ketahanan ekonomi lokal. Dalam konteks geopolitik yang ditandai oleh ketegangan antarnegara, gangguan rantai pasok internasional, serta krisis pangan dan energi global, keberadaan koperasi desa dapat menjadi instrumen strategis untuk memperkuat kedaulatan ekonomi dari bawah.

Menurut Data Kementerian Koperasi hingga 2024, terdapat 131.617 koperasi aktif di Indonesia dengan hampir 30 juta anggota dan volume usaha mencapai Rp214 triliun. Kontribusi ekonomi koperasi ini meliputi hampir 1 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional.

Dari sisi sebaran spasial, lebih dari 80.500 desa dan kelurahan telah menggelar musyawarah desa khusus (musdesus) untuk membentuk Kopdes/Kelurahan Merah Putih. Dari jumlah tersebut, lebih dari 77 ribu koperasi telah memiliki badan hukum.

Koperasi desa, yang tumbuh dan dikelola oleh masyarakat lokal, memiliki potensi besar untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih tangguh terhadap tekanan eksternal. Dalam lanskap geopolitik yang tidak menentu, negara memerlukan struktur ekonomi yang tidak hanya bergantung pada sistem global, tetapi juga mampu berdiri sendiri melalui penguatan ekonomi domestik berbasis wilayah. Di sinilah, koperasi desa berperan sebagai jangkar ekonomi mikro yang terintegrasi secara spasial dan sosial dengan kebutuhan lokal.

Ketika ketegangan geopolitik memicu fluktuasi harga pangan atau bahan bakar, koperasi desa dapat menyediakan solusi alternatif melalui pengelolaan produksi lokal, distribusi komoditas, serta penguatan ekonomi subsisten. Dengan jaringan yang tersebar di seluruh desa dan kelurahan, koperasi desa menciptakan jejaring ekonomi geospasial yang dapat memperkuat stabilitas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap pasar luar.

Sumber: Antara (1), (2)

+
+