Default Title
logo spatial highlights
5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek Sepanjang Sejarah, Kenapa Bisa Terjadi?

5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek Sepanjang Sejarah, Kenapa Bisa Terjadi?

Pernahkah kamu membayangkan bahwa satu hari di Bumi bisa lebih singkat dari biasanya? Bukan karena jam tanganmu rusak atau karena waktu terasa cepat saat sedang sibuk, tetapi karena Bumi benar-benar berputar sedikit lebih cepat dari biasanya. Itulah yang terjadi hari ini, 5 Agustus 2025.

Para ilmuwan mencatat bahwa rotasi Bumi hari ini selesai 1,25 milidetik lebih cepat dari standar waktu 24 jam. Meski terdengar sangat kecil, ini menjadikan hari ini sebagai hari terpendek di tahun 2025, dan salah satu yang terpendek dalam sejarah sejak manusia menggunakan jam atom untuk mengukur waktu dengan tingkat ketepatan luar biasa tinggi.

Perubahan kecil ini ternyata bukan kejadian mendadak. Sejak beberapa tahun terakhir, para peneliti telah mengamati bahwa kecepatan rotasi Bumi cenderung meningkat. Menurut organisasi internasional seperti International Earth Rotation and Reference Systems Service (IERS), fenomena ini menjadi bagian dari tren percepatan rotasi yang dimulai sejak awal dekade 2020-an. Meskipun perubahannya tidak terasa dalam kehidupan sehari-hari, efeknya ternyata sangat memengaruhi kehidupan.

Perubahan Iklim Jadi Sebab Utama?

Lalu, apa penyebab Bumi berputar lebih cepat? Jawabannya tidak sesederhana satu faktor tunggal, melainkan merupakan hasil dari proses geospasial yang kompleks. Salah satu penyebab utama adalah pergerakan cairan di dalam inti Bumi. Inti luar yang berbentuk cair ini bergerak dan menciptakan perubahan momen inersia, semacam “keseimbangan massa” yang bisa memengaruhi kecepatan rotasi permukaan Bumi.

Selain itu, kondisi atmosfer, tekanan laut, serta pergeseran massa akibat mencairnya es di kutub juga berpengaruh. Menariknya, mencairnya es justru biasanya memperlambat rotasi karena massa air berpindah ke daerah khatulistiwa. Oleh karena itu, para ilmuwan menduga bahwa faktor dari dalam Bumi, terutama dinamika inti, adalah penyebab utama percepatan yang sedang terjadi.

Pengaruh terhadap GPS dan Alat Komunikasi

Meskipun perbedaan waktunya hanya milidetik, dampaknya besar terhadap sistem waktu global. Sistem seperti GPS, jam atom, dan satelit membutuhkan waktu yang sangat akurat dan sinkron dengan rotasi Bumi. Untuk menjaga agar waktu buatan manusia (yakni UTC atau Coordinated Universal Time) tetap sesuai dengan rotasi alami Bumi, para ilmuwan sejak tahun 1972 memperkenalkan konsep “leap second” atau penambahan satu detik ekstra di akhir bulan Juni atau Desember. Sejauh ini, sudah 27 detik tambahan disisipkan agar jam atom tidak tertinggal oleh rotasi Bumi. Leap second biasanya tidak berdampak langsung pada manusia. Namun, percepatan rotasi ini memunculkan tantangan baru yang sebelumnya belum pernah terjadi.

Jika rotasi Bumi terus meningkat, besar kemungkinan kita akan menghadapi sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya: penghapusan satu detik dari waktu resmi, atau yang disebut dengan “negative leap second”. Artinya, kita bukan lagi menambahkan detik ekstra, tetapi justru mengurangi satu detik dari hitungan waktu agar jam atom tetap sejalan dengan putaran Bumi.

Menurut prediksi para ilmuwan, ini bisa terjadi sekitar tahun 2029 jika tren saat ini terus berlangsung. Meski terdengar sederhana, langkah ini bisa memengaruhi sistem komputer, server global, dan perangkat teknologi lain yang sensitif terhadap perubahan waktu sekecil apapun.

Fenomena hari terpendek pada 5 Agustus 2025 ini menjadi pengingat bahwa Bumi adalah sistem dinamis yang selalu berubah. Kita sering menganggap waktu sebagai sesuatu yang pasti dan tetap. Padahal kenyataannya, bahkan rotasi planet tempat kita hidup pun bisa berubah kecepatannya. Dunia teknologi modern dituntut untuk selalu siap beradaptasi terhadap perubahan alami ini, termasuk dalam skala sekecil satu milidetik, karena dalam dunia yang saling terhubung seperti sekarang, bahkan satu detik bisa membuat perbedaan besar.

+
+