Default Title
logo spatial highlights
PUBG dan Fortnite Ternyata Mampu Tingkatkan Kemampuan Spatial Awareness

PUBG dan Fortnite Ternyata Mampu Tingkatkan Kemampuan Spatial Awareness

Di tengah derasnya arus teknologi digital, spatial awareness atau kesadaran spasial menjadi keterampilan kognitif yang makin relevan. Kemampuan ini pada dasarnya adalah cara otak memahami, menafsirkan, sekaligus mengelola hubungan ruang antara objek dan lingkungannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kesadaran spasial terlihat saat kita mengemudi, membaca peta, hingga menavigasi ruang baru. Namun menariknya, spatial awareness menjadi salah satu skill untuk bermain game bergenre battle royale, seperti PUBG dan Fortnite.

Permainan semacam ini menuntut pemain untuk terus berpikir spasial, mulai dari membaca peta, memperkirakan pergerakan musuh, menentukan zona aman, hingga memilih jalur strategis, semuanya dilakukan dalam hitungan detik. Di balik keseruan menembak dan bertahan hidup, ada pelatihan otak yang berlangsung tanpa disadari, hal ini menjadikan game bergenre battle royale sebuah simulasi ruang yang intens, dinamis, dan menantang. Keahlian ini bukan hanya lahir dari grafis 3D yang kompleks, melainkan juga dari desain permainan yang mendorong reaksi cepat, perencanaan navigasi, serta adaptasi pada situasi yang terus berubah.

Berpikir Cepat di Ruang yang Terus Menyempit

Bukti ilmiah mendukung pandangan tersebut. Sebuah studi pada 2024 yang berjudul “Exploring the Influence of Video Games on Self-Reported Spatial Abilities Among University Students” menunjukkan bahwa 65 persen gamer rutin memiliki keterampilan spasial lebih baik dibandingkan mereka yang jarang bermain game, terutama dalam menghadapi tantangan ruang yang kompleks. Bahkan, mereka yang rutin bermain memperlihatkan keunggulan dalam memori kerja spasial dan atensi kompleks dibandingkan non-gamer. Artinya, pengalaman bermain bukan hanya melatih ketangkasan tangan, tetapi juga mengasah otak dalam memproses ruang, arah, dan strategi.

Image 1

Jika ditarik ke ranah geospasial, PUBG dan Fortnite bisa dipandang sebagai “simulator spasial hidup”. Peta interaktif yang selalu berubah, zona aman yang mengecil, musuh yang berpindah lokasi, serta kondisi medan yang berubah mendorong pemain untuk terus memperbarui peta mental mereka. Mekanisme ini mirip dengan bagaimana ahli GIS (geographic information system) memantau dan menganalisis lapisan data spasial secara dinamis.

Lebih jauh, fitur-fitur seperti minimap dan penanda visual, misalnya lingkaran badai atau garis jalur tercepat menuju zona aman, bukan sekadar dekorasi grafis. Elemen tersebut berfungsi sebagai instrumen navigasi spasial yang membantu pemain mengukur arah, jarak, dan kecepatan. Dengan begitu, mereka berlatih memahami representasi data dua dimensi yang harus segera diterjemahkan ke pengalaman tiga dimensi di layar. Di sisi lain, permainan ini juga melatih konsentrasi multitasking. Pemain dituntut untuk menyeimbangkan pandangan antara minimap dengan situasi di layar utama, sambil tetap waspada terhadap ancaman sekitar.

Belajar Prinsip Geospasial Lewat Dunia Virtual

PUBG dan Fortnite tidak bisa dipandang sebatas permainan tentang menembak atau bertahan hidup. Lebih dari itu, game ini melatih sensitivitas terhadap ruang dan waktu, kapan harus bergerak, di mana bersembunyi, bagaimana menyerang, dan cara mempertahankan posisi, semuanya dalam lanskap spasial yang terus berubah.

Sebagai medium interaktif, kedua game ini sebenarnya telah menawarkan pengalaman kognitif yang kaya. Mereka mengajarkan prinsip geospasial secara intuitif, memperlihatkan bagaimana data spasial divisualisasikan, dipahami, dan dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Jika dunia pendidikan mampu mengintegrasikan pengalaman semacam ini, maka pengembangan keterampilan spasial generasi muda dapat dilakukan dengan cara yang lebih kreatif, inovatif, dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Pada akhirnya, PUBG dan Fortnite bukan hanya fenomena budaya pop, melainkan juga ruang belajar tak terduga bagi otak manusia. Melalui dunia virtual yang dinamis, mereka mengasah kepekaan spasial yang krusial di era digital.

+
+